Ketika hendak melakukan suatu hal atau mengambil keputusan ,
pernahkah kita berfikir bahwa kita harus melakukannya dengan memakai “kaca mata”
atau standarnya Allah? Yang sering kita lakukan adalah berbuat atau mengambil
keputusan yang sesuai dengan pengertian dan keinginan hati kita sendiri.
Misalnya dalam hal memberi persembahan, sebenarnya apa yang menjadi patokan
kita ketika memberi persembahan yang berkenan dihatiNya?
Ada banyak motivasi ketika seseorang memberi persembahan,
salah satunya hanya memenuhi kewajiban yang tiidak dipenuhi berarti tidak akan
diberkati. Sebelum mendapat pelajaran tentang memberi persembahan yang benar,
saya memberi persembahan persepuluhan dan persembahan lainnya hanya karena
ikut-ikutan saja. Saya takut jika tidak memberi persembahan, maka Tuhan tidak
akan memberkati hidup saya. Pola pandang ini membuat saya berat ketika saya
harus membawa persembahan ke altar.
Ada dua dasar yang harus kita tanamkan dihati dengan
sehubungan persembahan.
Pertama, lakukan persembahan dengan dasar iman. Apapun yang
kita persembahkan kepada Tuhan harus didasari dengan iman, sebab tanpa iman apa
yang kita persembahkan tidak akan berkenan kepada Tuhan. Jadi ketika hendak
membawa persembahan, jangan hanya sekedar ikut-ikutan. Bawalah persembahan itu
dengan hati yang beriman, sebab iman lah yang membuat persembahan Habel berbau
harum dihadapan Allah. “Karena iman Habel
telah mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih baik daripada korban Kain.
Dengan jalan itu ia memperoleh kesaksian kepadanya, bahwa ia benar, karena
Allah berkenan dengan persembahannya itu dan karena iman ia masih berbicara,
sesudah ia mati.” (Ibr 11:4). Tuhan berkenan pada persembahan yang dilakukan
atas dasar iman.
Kedua, lakuaknlah persembahan atas dasar kasih. Tuhan ingin
agar kita mengasihiNya dengan segenap hati, jiwa dan kal budi (Mat 22:37).
Kalau kita memang mengasihi Tuhan maka kita akan berusaha menyenangkan hatiNya,
yang salah satunya adalah taat membawa korban persembahan. Oleh sebab itu
belajarlah membawa persembahan persepuluhan dan persembahan lainnya karena kita
sungguh-sungguh mengasihiNya dan rindu membuat Dia tersenyum. Tentu snagat
berbeda jika kita memberi persembahan karena kita mengasihi Tuhan dan buakan
karena suatu kewajiban. Jadilah orang kristen yang bertumbuh dalam hal memberi,
yang dimulai dengan sikap hati yang mengasihi Tuhan.
Ketika kita belajar untuk mengelola keuangan dengan baik,
jadikanlah persembahan persepuluhan atau
persembahan lainnya sebagai hal yang utama. Jika kita sudah lulus dalam hal
persembahan ini, maka Tuhan akan mempercayakan uang yang lebih besar untuk kita
kelola.
Iman kasih akan
membuat persembahan kita berbau wangi di hadapan Tuhan.
TUHAN MEMBERKATI :)