Sabtu, 20 Desember 2014

Saling mengasihi :)



 
Ketika hendak melakukan suatu hal atau mengambil keputusan , pernahkah kita berfikir bahwa kita harus melakukannya dengan memakai “kaca mata” atau standarnya Allah? Yang sering kita lakukan adalah berbuat atau mengambil keputusan yang sesuai dengan pengertian dan keinginan hati kita sendiri. Misalnya dalam hal memberi persembahan, sebenarnya apa yang menjadi patokan kita ketika memberi persembahan yang berkenan dihatiNya?

Ada banyak motivasi ketika seseorang memberi persembahan, salah satunya hanya memenuhi kewajiban yang tiidak dipenuhi berarti tidak akan diberkati. Sebelum mendapat pelajaran tentang memberi persembahan yang benar, saya memberi persembahan persepuluhan dan persembahan lainnya hanya karena ikut-ikutan saja. Saya takut jika tidak memberi persembahan, maka Tuhan tidak akan memberkati hidup saya. Pola pandang ini membuat saya berat ketika saya harus membawa persembahan ke altar. 

Ada dua dasar yang harus kita tanamkan dihati dengan sehubungan persembahan.
Pertama, lakukan persembahan dengan dasar iman. Apapun yang kita persembahkan kepada Tuhan harus didasari dengan iman, sebab tanpa iman apa yang kita persembahkan tidak akan berkenan kepada Tuhan. Jadi ketika hendak membawa persembahan, jangan hanya sekedar ikut-ikutan. Bawalah persembahan itu dengan hati yang beriman, sebab iman lah yang membuat persembahan Habel berbau harum dihadapan Allah. “Karena iman Habel telah mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih baik daripada korban Kain. Dengan jalan itu ia memperoleh kesaksian kepadanya, bahwa ia benar, karena Allah berkenan dengan persembahannya itu dan karena iman ia masih berbicara, sesudah ia mati.” (Ibr 11:4). Tuhan berkenan pada persembahan yang dilakukan atas dasar iman.
Kedua, lakuaknlah persembahan atas dasar kasih. Tuhan ingin agar kita mengasihiNya dengan segenap hati, jiwa dan kal budi (Mat 22:37). Kalau kita memang mengasihi Tuhan maka kita akan berusaha menyenangkan hatiNya, yang salah satunya adalah taat membawa korban persembahan. Oleh sebab itu belajarlah membawa persembahan persepuluhan dan persembahan lainnya karena kita sungguh-sungguh mengasihiNya dan rindu membuat Dia tersenyum. Tentu snagat berbeda jika kita memberi persembahan karena kita mengasihi Tuhan dan buakan karena suatu kewajiban. Jadilah orang kristen yang bertumbuh dalam hal memberi, yang dimulai dengan sikap hati yang mengasihi Tuhan.

Ketika kita belajar untuk mengelola keuangan dengan baik, jadikanlah persembahan persepuluhan  atau persembahan lainnya sebagai hal yang utama. Jika kita sudah lulus dalam hal persembahan ini, maka Tuhan akan mempercayakan uang yang lebih besar untuk kita kelola.
Iman kasih akan membuat persembahan kita berbau wangi di hadapan Tuhan.

TUHAN MEMBERKATI :)